Tampilkan postingan dengan label Investment Analysis and Portfolio Management. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Investment Analysis and Portfolio Management. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Juni 2012

Analisis Ekonomi

|0 komentar

Dengan memahami kondisi makro ekonomi negara, maka kita akan dapat menentukan apakah akan menginvestasikan dana ke pasar saham. Hal ini disebabkan kondisi pasar saham berkaitan erat dengan kondisi ekonomi negara yang bersangkutan. Di saat ekonomi suatu negara sedang bertumbuh, maka pasar saham juga bullish. Sedangkan saat ekonomi negara sedang terpuruk, pasar saham juga sami mawon. Untuk mengetahui kondisi ekonomi Indonesia, indikator makro ekonomi yang perlu diketahui, yaitu:
Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa fundamental, yaitu :
a.     Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu.
b.     Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/ periode tertentu.
c.     Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seoranginvestor dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di mancanegara.
Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:
1.       Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
2.       Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.
3.       Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara pendudukpemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
·       Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara importir.
·       Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui di dalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia.
d.     Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapat dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu maka tingkat pengangguran pun meningkat.
e.     Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
f.       Public Sector Net Cash Requirement (PSNCR) atau kebutuhan tunai sektor publik yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.

Hipotesa Pasar Efisien

|1 komentar

Ketika uang ditempatkan dalam pasar modal, hal itu ditujukan untuk mendapatkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan. Banyak investor tidak hanya mencoba untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang menguntungkan, tetapi juga berusaha untuk mengalahkan pasar. Ketika uang ditempatkan dalam pasar modal, hal itu ditujukan untuk mendapatkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan. Banyak investor tidak hanya mencoba untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang menguntungkan, tetapi juga berusaha untuk mengalahkan pasar. Bagaimanapun, efisiensi pasar, yang terdapat pada formula hipotesa pasar efisien (HPE) yang ditemukan oleh Eugene Fama ditahun 1970, mengatakan bahwa harga benar-benar merefleksikan seluruh informasi yang tersedia pada sebuah saham atau pasar di sebuah periode. Karena itu, menurut HPE, tidak ada seorang investor yang akan mendapatkan keunggulan dalam memprediksi harga saham karena akses informasi telah tersedia bagi semua.

Efek Efisiensi: Tidak Terprediksi
Informasi yang ada tidak hanya terbatas pada berita keuangan dan risetnya, walaupun memang informasi mengenai politik, ekonomi, dan kejadian sosial, dikombinasikan dengan sikap investor pada informasi, apakah benar atau hanya rumor, akan tercermin pada harga saham. Menurut HPE, tidak ada seorang pun yang memiliki kemampuan untuk menggulung kerugian orang lain karena harga merespon hanya pada informasi yang tersedia di pasar, dan karena seluruh pelaku pasar memiliki akses pada informasi yang sama. Dalam pasar yang efisien, harga menjadi bergerak acak sehingga sulit diprediksi, jadi tidak ada pola investasi yang abadi. Pola harga yang bergerak acak ini menghasilkan kegagalan dari strategi investasi yang bertujuan untuk mengalahkan pasar secara konsisten.

Tantangan Untuk Efisiensi
Dalam dunia investasi nyata, banyak sekali argumen melawan teori HPE. Ada investor yang terus-menerus berhasil mengalahkan pasar, seperti Warren Buffett, dimana strategi investasinya berfokus pada saham-saham yang undervalued. Strategi ini berhasil menghasilkan milyaran dolar baginya dan memberikan banyak pengikut. Ada manajer investasi yang memiliki rekor lebih baik dibanding dengan lainnya, dan ada sekuritas yang melakukan riset lebih banyak dibanding dengan lainnya. Jadi bagaimana kinerja bisa acak jika jelas-jelas ada orang yang mendapatkan keuntungan dan mengalahkan pasar?
Studi pada perilaku keuangan, yang melihat pada psikologis investor pada harga saham, menunjukkan bahwa terdapat beberapa pola terprediksi di pasar modal. Investor cenderung membeli saham yang undervalue dan menjual saham yang overvalue, dan dalam sebuah pasar dengan banyak pelaku pasar, hasilnya bisa apapun tetapi efisien.

Bagaimana Pasar Menjadi Efisien?
Untuk membuat pasar menjadi efisien, investor harus melihat pasar tidak efisien dan mungkin untuk dikalahkan. Ironis memang, strategi investasi ditujukan untuk mendapatkan keunggulan dari ketidakefisienan yang menjadi bahan bakar untuk membuat pasar tetap efisien. Pasar harus besar dan likuid. Informasi harus tersedia secara luas dalam hal akses dan biaya serta dirilis kepada pelaku pasar diwaktu yang tidak berbeda. Biaya transaksi harus lebih murah daripada tingkat keuntungan yang diharapkan dari sebuah strategi investasi. Investor juga harus memiliki cukup dana untuk mendapatkan keunggulan dari ketidakefisienan sampai hal itu hilang kembali. Lebih penting lagi, seorang investor harus percaya bahwa ia bisa mengalahkan pasar.

Derajat Efisiensi
Ada tiga klasifikasi yang dapat diidentifikasi, yang ditujukan untuk merefleksikan derajat atau level yang dapat diaplikasikan ke pasar.
  1. Efisiensi Kuat: Ini adalah level atauderajat terkuat, yang menyatakan bahwa semua informasi di pasar, baik publik maupun privat, dihitung dalam harga saham. Insider information pun tidak akan membuahkan keunggulan bagi investor.
  2. Efisiensi Semi-Kuat: Dilevel ini semua informasi publik diperhitungkan kedalam harga saham saat ini. Analisa fundamental dan teknikal dapat digunakan untuk mencapai keuntungan superior.
  3. Efisiensi Lemah: Dilevel ini semua harga saham di masa lalu tercermin pada harga saham saat ini. Karena itu, analisa teknikal tidak dapat digunakan dalam memprediksi pasar dan mengalahkannya.

Bagaimana Harga Pasar Mencerminkan Semua Informasi Yang Tersedia?
Bagaimana harga pasar benar-benar mencerminkan semua informasi yang tersedia?
Berjalannya proses tersebut tidak begitu jelas atau tidak transparan. Sebagaimana Dikemukakan di atas bahwa investor yang rasional dan memiliki informasi yang cukup akan berusaha untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai sekuritas yang diperdagangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa seseorang (individu) akan dengan tepat menginterpretasi informasi tersebut. Suatu model mengenai teori pengambilan keputusan akan memberikan suatu cara untuk memproses informasi, tetapi tidak ada jaminan bahwa pemprosesannya akan berjalan dengan benar. Sebagai akibatnya, untuk investor yang berbeda akan bereaksi dengan cara  yang berbeda terhadap informasi yang sama, meskipun mereka semua menerima informasi secara rasional. Hal tersebut dimungkinkan terjadi, karena setiap individu memiliki keyakinan dasar awal yang berbeda (different prior beliefs).
Dengan demikian di dalam pasar sekuritas efisien, harga-harga dengan cepat dan tepat mencerminkan semua informasi yang tersedia dan harga pasar sekuritas yang terdapat di dalam pasar tersebut akan berfluktuasi secara random pada setiap saat. Efisiensi didefinisi secara relatif terhadap sejumlah informasi, artinya jika kumpulan informasi yang tersedia tidak lengkap, sehingga dapat di katakan terdapat adanya inside information atau informasi yang salah (wrong), maka harga-harga sekuritas yang terjadi juga akan mengalami kesalahan. Sehingga, efisiensi pasar tidak dapat memberikan jaminan bahwa harga sekuritas adalah akurat. Namun, investor individual mungkin memiliki keyakinan awal yang berbeda, sehingga mereka akan menginterpretasi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang sama. Kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia secara publik dapat aitingkatkan melalui pelaporan yang cepat (prompt) dan penuh (full).

Apakah Beta Telah Mati?
Suatu implikasi terhadap adanya penerapan CAPM adalah bahwa beta saham merupakan satu-satunya penentu spesifik terhadap return yang diharapkan (expected return) dari saham yang bersangkutan. Jika CAPM secara beralasan dapat menunjukkan perilaku investor secara rasional, maka return saham seharusnya akan meningkat dengan sejumlah ...j dan tidak dipengaruhi oleh ukuran lain selain resiko sepesifik perusahaan. Namun, Fama dan French (1992) dalam jumlah sampel yang besar yang diperdagangkan pada sejumlah besar pasar  saham Amerika Serikat selama periode 1963-1990, menemukan bahwa beta hanya memiliki kemampuan kecil untuk menjelaskan return saham. Sebaliknya mereka menemukan bahwa rasio nilai buku terhadap harga pasar (book-to-market ratio) memiliki kemampuan yang signifikan untuk menjelaskan mengenai return saham. Hasil studi yang dilakukan oleh Fama dan French dalam melihat ukuran resiko lebih baik menggunakan rasio nilai buku terhadap harga pasar daripada menggunakan beta. Hal ini menyebabkan beta menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Selanjutnya, Ackert dan Smith (1993) menyatakan bahwa sebaiknya untuk sementara waktu digunakan dividen yang akan datang yang diharapkan (expected future dividends) sebagai penentu nilai perusahaan yang fundamental, sehingga untuk itu perlu didenifisi secara luas untuk dapat memasukkan semua distribusi kas terhadap pemegang saham, seperti pembelian saham kembali (shares repurchaces) dan distribusi pengambilalihan (takeover) berikutnya, sebagaimana dividen ordinary. Di dalam studi yang dilakukan antara 1950-1991, Ackert dan Smith menunjukkan bahwa ketika item-item tambahan ini dimasukkan, maka volatilitas yang berlebih akan hilang.

Apakah Yang Di Maksud Dengan Anomali?
Terdapat adanya bukti mengenai ketidakkonsistenan beta sebagai satu-satunya ukuran risiko spesifik perusahaan sebagaimana didikusikan sebelumnya, namun tidak berlawanan dengan teori pasar sekuritas efisien. Jika investor menggunakan ukuran risiko yang lain, tidak berarti bahwa harga sekuritas tidak selalu secara benar-benar mencerminkan semua informasi yang terpublikasi. Perlu diperhatikan bahwa dalam teori pasar saham efisien harga sekuritas diprediksi akan bereaksi dengan cepat dan dalam situasi yang tidak biasa terhadap informasi baru. Sebagai akibatnya, jika harga-harga memerlukan beberapa waktu lamanya untuk bereaksi terhadap suatu peristiwa atau sejenisnya, maka return sekuritas abnormal akan mengikutinnya dalam beberapa waktu kemudian setelah peristiwa tersebut. Olehkarena itu, apabila investor berperilaku berlawanan dengan teori sekuritas efisien yang seharusnya, maka disebut efficient securities market anomalies.

Prospek Teori Dan Perilaku Keuanggan
Teori prospek dari Kahneman dan Tversky (1979) menyediakan suatu alternatif  teori untuk pengambilan keputusan yang rasional. Menurut tori prospek, seorang invetor yang sedang mempertimbangkan suatu investasi yang berisiko (disebut “prospek”) akan melakukan evaluasi secara terpisah terhadap laba dan rugi yang dipandang prospektif.
Teori prospek mengasumsikan bahwa ketika dilakukan evaluasi terhadap nilai yang diharapkan dari suatu prospek, investor akan menimbang probabilitas payoff. Kombinasi evaluasi yang terpisah terhadap gains dan losses serta pertimbangan probabilitas dapat menyebabkan terjadinya perilaku irasional. Sebagai misal, ketakutan terhadap losses dapat menyebabkan investor meniggalkan pasar, meskipun prospek memiliki nilai harapan yang positif apabila dilakukan dengan menggunakan perhitungan teori pengambilan keputusan. Demikian juga, mereka akan bersikap underreact terhadap adanya bad news dengan cara melakukan holding dalam posisi  “losers” sehigga dapat menghindari terjadinya kerugian atau dengan cara membeli lebih saham yang rugi, maka akan menghindarkan kemungkinan terjadi resiko tambahan yang terjadi.

Post-Annoucement Drift
Apabila earnings suatu perusahaan sudah diketahui, maka biasanya informasi yang terkandung di dalamnya akan dengan cepat dimanfaatkan oleh investor dan akan segera masuk di dalam harga pasar efisien. Namun, telah lama diketahui bahwa hal tersebut tidak akan terjadi dengan pasti. Bagi perusahaan- perusahaan yang melaporkan berita- berita baik (good new) dalam earning kuartalan, return sekuritas abnormal mereka cenderung bergerak ke atas utuk sekurang-kurangnya dalam waktu 60 hari setelah pengumuman earning. Demikian halnya dengan perusahaan yang melaporkan adanya berita buruk (bad news) di dalam earnings, akan memiliki abnormal return sekuritas yang cenderung bergerak ke bawah untuk periode yang sama. Fenomena ini disebut post-announcement driff.

Efisiensi Pasar Dalam Kaitannya Dengan Rasio Keuangan
Hasil dari berbagai studi menyarankan bahwa pasar tidak akan memberikan respon sepenuhnya terhadap informasi neraca tertentu. Pasar akan menunggu informasi neraca yang ditunjukkan dalam bentuk earning atau aliran kas (cash flow). Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa dalam efisiensi pasar sekuritas akan ditemukan suatu strategi investasi dengan menggunakan informasi neraca sebagai dasar untuk “beat the market”.

PEMILIHAN PORTOFOLIO

|0 komentar

Terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva yang ada di pasar. Sehingga timbul masalah “Bagaimana melakukan pemilihan portofolio dari sekian banyak asset, untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggung investor”.
Subjek optimalitas dari portofolio untuk investor individu. Teori portofolio yang dikembangkan oleh Markowitz dapat diringkas sebagai berikut:
(1) dua karakteristik yang relevan dari suatu portofolio adalah pengembalian yang diharapkan dan keberisikoannya;
(2) investor rasional akan memilih untuk memegang portofolio efisien yang adalah mereka yang memaksimalkan pengembalian yang diharapkan untuk diberikan tingkat risiko atau, alternatif dan ekuivalennya, meminimalkan resiko untuk kembali diharapkan diberikan;
(3)   secara teori mungkin untuk mengidentifikasi portofolio efisien dengan analisis yang tepat untuk setiap informasi keamanan pada pengembalian yang diharapkan, variasi atau perbedaan dalam return yang , dan hubungan antara return untuk setiap keamanan dan bahwa untuk setiap keamanan lainnya, dan
(4)   ada, ditetapkan program komputer yang memanfaatingkatan dikelola masukan dari analis keamanan dalam bentuk tiga jenis informasi yang diperlukan tentang keamanan masing-masing dalam rangka untuk menentukan set portofolio yang efisien. Program ini menunjukkan proporsi dana investor itu yang harus dialokasikan untuk keamanan masing-masing dalam rangka mencapai efisiensi, yaitu, memaksimalkan kembali untuk tingkat resiko tertentu atau minimalisasi risiko untuk kembali diharapkan diberikan.

Fungsi utilitas dan Kurva Indiferens
1.    Fungsi utilitas : suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternative pilihan yang ada
2.   Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dg masing-masing risiko dan tingkat return yang diharapkan
3.    Fungsi utilitas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indiferens

 Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
1.   Portofolio efisien : portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu atau menawarkan tingkat return terbesar dengan risiko tertentu. Asumsi : semua investor tidak menyukai risiko (risk averse)
2.       Portofolio Optimal : adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien.
3.        Pemilihan berdasarkan preferensi investor terhadap return  maupun risiko  yang bersedia ditanggung
4.        Portofolio optimal akan berbeda untuk masing-masing investor

Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor
            1.        Tiap investor mempunyai preferensi risiko yang berbeda-beda 
            2.        Portofolio yang akan dipilih tergantung dari fungsi utilitas masing-masing investor
            3.        Investor akan memilih portofolio yang memberikan kepuasan tertinggi

Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko (riskless lending and borrowing)
1.     Investor mempunyai pilihan untuk memasukkan aktiva bebas risiko ke dalam portofolionya dalam bentuk simpanan (lending) atau pinjaman (borrowing)
2.     Asset bebas risiko adalah asset yang tingkat returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return sama dengan nol
3.    Dalam bentuk simpanan (lending) artinya membeli aktiva bebas risiko dan memasukkannya ke dalam portofolio efisien aktiva berisiko
4.     Dalam bentuk pinjaman (borrowing) artinya meminjam sejumlah dana dengan tingkat bunga bebas risiko (menjual aktiva bebas risiko) dan menggunakan dana ini untuk menambah proporsi portofolio efisien aktiva berisiko
5.        Kombinasi portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko

Perubahan pada Efficient Frontier Markowitz jika dimasukkan asset bebas risiko :
1.        Investor bisa meminjam dana untuk meningkatingkatan  kemampuannya berinvestasi
2.      Adanya tambahan dana dari pinjaman memungkinkan investor mendapatingkatan return yang diharapkan lebih tinggi
3.        Tambahan dana yang berasal dari pinjaman bisa memperluas posisi portofolio

Contoh 1:
Berikut ini data return saham:
Bulan
Return Saham A
Return Saham B
Januari
0,04
0,02
Februari
-   0,04
0,03
Maret
0,08
0,06
April
-  0,04
-  0,04
Mei
0,04
0,08
Diminta : Hitunglah tingkat koefisen korelasi Portofolio?

Contoh 2:
Asumsi seorang investor menginvestasikan pada 5000 saham BNI dengan harga Rp.200 dan 500 saham BCA dengan harga Rp.10.000. Tingkat risiko masing 40% (BNI) dan 30% (BCA). Jika koefisien korelasi dari kedua saham tersebut adalah 1, 0, dan -1. Hitunglah tingkat risiko tersebut.

Contoh 3:
Berikut ini data return saham:
Bulan
Return Saham
Probabilitas
Januari
0,11
0,30
Februari
0,09
0,20
Maret
0,12
0,10
April
0,05
0,20
Mei
0,06
0,10
Diminta : Hitunglah tingkat variasi Saham tersebut?

Pengenalan Pasar Modal

|0 komentar
     Pasar Modal
Manajemen Investasi menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan.
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000:4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

Pelaku Pasar Modal
Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut.
1.         Emiten.
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :
1.    Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
2.    Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
3.    Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
       2.     2.         Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
·       Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
·       Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
·       Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
                3.         Lembaga Penunjang.
Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.
               4.         Penjamin emisi (underwriter).
Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
               5.         Perantara perdagangan efek (broker/ pialang).
Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:
·       Memberikan informasi tentang emiten
·       Melakukan penjualan efek kepada investor
               6.         Perdagangan efek (dealer)
Berfungsi sebagai:
·       Pedagang dalam jual beli efek
·       Sebagai perantara dalam jual beli efek
                7.         Penanggung (guarantor).
Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
                8.         Wali amanat (trustee).
Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:
·       Menilai kekayaan emiten
·       Menganalisis kemampuan emiten
·       Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
·       Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
·       Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
·       Bertindak sebagai agen pembayaran
                9.         Perusahaan surat berharga (securities company).
Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain :
  1. Sebagai pedagang efek
  2. Penjamin emisi
  3. Perantara perdagangan efek
  4. Pengelola dana
              10.      Perusahaan pengelola dana (investment company).
Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
              11.      Kantor administrasi efek.
Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya
1.    Membantu emiten dalam rangka emisi
2.    Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
3.    Membantu menyusun daftar pemegang saham
4.    Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
5.    Membuat laporan-laporan yang diperlukan

Jenis dan Fungsi Pasar Modal
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1.    Pasar Perdana (Primary Market)
     Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
2.    Pasar Sekunder (Secondary Market)
     Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:
a.    Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Indonesia
b.    Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
  
Fungsi Pasar Modal
Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:
1.        Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.
2.        Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3.        Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas perusahaan akan meningkat.
4.        Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
5.        Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan negara.
6.        Sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.

Manfaat Pasar Modal
     1.        Bagi emiten
a.     Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
b.    Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
c.  Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan
d.    Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
e.     Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
2     .        Bagi investor
  1. Nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain
  2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemenang obligasi
  3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko
Penawaran Umum (Go Public)
Secara tahap awal, perusahaan harus melakukan penawaran umum. Penawaran Umum (go public) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal dengan cara menjual saham atau obligasi. Penawaran umum dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada publik sehingga masyarakat dari berbagai lapisan membeli dan turut memegang saham atas perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan melakukan go public, perusahaan mendapat berbagai keuntungan antara lain sebagai berikut:
·     Mendapatkan dana yang cukup besar bagi pengembangan usaha dan memperbaiki struktur modal, karena dana tersebut diterima langsung tanpa melalui berbagai tahapan (termin)
· Dengan kepemilikan saham yang tersebar di masyarakat, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya dengan transparan dan profesional sehingga memacu perusahaan tersebut untuk berkembang.
·   Membuka kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan investasi dengan jalan kepemilikan saham.
· Lebih dikenal oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung aktivitas promosi turut berjalan.

Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (Securities) yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang.
Pasar Modal di Indonesia memiliki beberapa instrumen yang diperjualbelikan. Instrumen-instrumen tersebut dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu instrumen yang tergolong ke dalam ekuitas, obligasi, dan derivatif.
1.        Ekuitas
Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memiliki instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah saham. Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
a.         Saham biasa (common stock).
Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini berupa dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar alokasi yang ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut, pemegang saham jenis ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen dibayar sebesar nilai par sekuritas mereka.
Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa mendapatkan keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya. Katakanlah, jika anda membeli sebuah saham pada harga Rp 500 dan menjualnya saat harga mencapai Rp 600, maka anda akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 100 dikalikan dengan jumlah saham yang anda jual. Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika harga saham mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut capital loss. Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan paling rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak adanya maturity date atau tanggal jatuh tempo.
b.        Saham preferen (preferred stock).
Saham jenis ini memiliki sifat hybrid yang artinya selain memiliki karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya obligasi. Jika anda memiliki saham jenis ini, anda akan mendapatkan pembayaran secara teratur sebesar harga pari saham dikalikan dengan bunga setiap tahun (sifat obligasi). Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda belum menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak akan menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang berjenis participating akan menerima peningkatan nilai dividen proporsional mengikuti peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki hak suara untuk memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak dibayarkan selama setahun atau lebih. Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan. Oleh karena banyak sifat saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka beberapa pihak menggolongkannya ke dalam fixed income
2.        Obligasi
Obligasi berbeda dengan ekuitas yang telah diterangkan sebelumnya. Perusahaan sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor dengan menerbitkan suratfixed income securities). utang yaitu berupa dokumen yang menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di masa depan. Selain akan membayar uang sejumlah pokok pinjaman yang dipinjamkan investor, perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala. Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek berpendapatan tetap (
3.        Derivatif
Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right
b.  Warrant merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Misalkan Warrant I- PT. XYZ, jatuh tempo pada November 2002, dengan exercise price Rp 1000. Artinya jika anda memiliki Warrant I-PT.XYZ, maka anda berhak untuk membeli satu saham biasa Indah Kiat pada bulan November 2002 pada harga Rp 1000.
Warrant biasanya dikeluarkan oleh perusahaan sebagai 'pemanis' buat investor ketika mereka mengeluarkan saham.
c.     Right. Mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Beda dengan warrant masa perdagangan right sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja.
Contoh: PT. XYZ mengeluarkan saham baru lewat mekanisme Right Issue atau disebut juga second offering untuk mengembangkan usahanya. Setiap pemilik 9 saham lama berhak mendapat 2 saham baru dengan harga exercise Rp 950. Hak untuk membeli saham baru inilah yang dinamakan Right. Jika pemegang saham lama tidak mau membeli tambahan saham baru tadi, ia bisa menjual sebagian atau semua Right yang ia miliki di pasar pada periode diperdagangkan . Jika memang mau menambah kepemilikannya, maka ia bisa mendapatkan saham baru PT. XYZ pada harga Rp 950.
Harga warrant dan right yang wajar adalah harga pasar saham dikurangi harga exercise. Jika harga pasar warrant atau right lebih besar dari harga wajarnya, berarti ada premium yang dibayarkan.

Currency Converter