Dengan memahami kondisi makro ekonomi negara,
maka kita akan dapat menentukan apakah akan menginvestasikan dana ke pasar
saham. Hal ini disebabkan kondisi pasar saham berkaitan erat dengan kondisi
ekonomi negara yang bersangkutan. Di saat ekonomi suatu negara sedang
bertumbuh, maka pasar saham juga bullish. Sedangkan saat ekonomi negara sedang
terpuruk, pasar saham juga sami mawon. Untuk mengetahui
kondisi ekonomi Indonesia, indikator makro ekonomi yang perlu diketahui, yaitu:
Faktor ekonomi :
indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri.
Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa fundamental,
yaitu :
a. Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang
diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/
berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu
periode tertentu.
b. Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/
periode tertentu.
c. Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi
adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan
tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk
mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan
GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seoranginvestor dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di mancanegara.
Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:
1. Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah
indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen
domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses
produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari
sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
2. Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah
digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok
barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader
sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.
3. Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu
neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian
internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada
suatu periode tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi
antara penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam
negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi
antar Bank Sentral, dan lain-lain.
Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara
mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
·
Neraca perdagangan
yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan
transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup
transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan
indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan adanya
transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya akan menambah
permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada
impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar
barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang
negara importir.
·
Aliran Modal yaitu
investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada investasi
langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam aset riil
misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini biasanya
bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui di
dalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan
pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus
menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham ataupun obligasi
di Indonesia.
d.
Tingkat pengangguran
adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi rill
berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapat dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya
perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka
akan tercapai tingkat pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam
keadaan lesu maka tingkat pengangguran pun meningkat.
e.
Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar antara
suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan sebagai
indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat kestabilan
perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak stabil
maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang
mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk memiliki mata
uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan dengan lancar
dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
f.
Public Sector Net Cash Requirement (PSNCR) atau
kebutuhan tunai sektor publik yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali
mengeluarkan lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan
satu-satunya cara untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
0 komentar:
Posting Komentar