Pengertian Investasi
Semua bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
tambah atau keuntungan di kemudian hari. Investasi meryupakan salah satu plihan
langkah untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di kemudian hari. Yang
harus diperhatikan dalam melakukan investasi adalah: kita harus memiliki
ketersediaan dana maupun aset, serta komitmen mengikatkan aset tersebut pada
saat sekarang. Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam jangka pendek
maupun jangak panjang, tentu semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah
atau keuntungan di kemudian hari. Orang membeli sebidang tanah dengan harapan
nantinya harga tanah tersebut menjadi lebih mahal. Orang menyimpan uangnya di
bank dengan harapan mendapatkan bunga dari simpanannya itu.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang dibuat pada masa
sekarang namun manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang akan datang,
sehingga keputusan ini harus dilaksanakan secara hati-hati. Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan
dan ekonomi.
Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan
dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal (capital invesment).
Menurut Mulyadi (1993:284),
investasi adalah peningkatan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba yang akan datang. Pendapat yang lain mengatakan bahwa investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan
uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun
melalui ventura yanglebih berorientasi ke
risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehanmodal (Downes dan
Goodman dalam Warsono, 2001;1). Sedangkan menurut(Halim, 2005:4) investasi
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat inidengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang.
Investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu
dengan dibelikan property, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan
tujuan mendapat keuntungan setelah masa/periode yang ditentukan sebelumnya.Secara
umum, semua tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai tindakan investasi.
Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan
bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa
periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu
mengkompensasi pengorıbanan investor berupa:
(1)
Keterikatan aset pada waktu tertentu,
(2)
Tingkat inflasi, dan
(3)
Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.
Tujuan Investasi
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan
investasi, antara lain adalah:
a.
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa
datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada saat ini agar tidak berkurang dimasa yang akan
datang.
b.
Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi
dalam kepemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan
diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh inflasi.
c.
Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di
dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang
melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tersebut
bidang-bidang usaha tersebut
Jenis-jenis Investasi
Secara
garis besar, investasi secara umum dapat dibagi dua, yaitu:
1. Riil Investment
Riil Investment,
yaitu menginvestasikan sejumlah
dan tertentu pada aset berwujud. Real asset investmen adalah komitmen
mengikatkan aset pada sektor riel. Seperti diketahui, istilah sektor riel
seperti perdagangan, industri, pertanian dan lain sebagainya. Dengan demikian,
investasi pada sektor riel adalah komitmen meningkatkan aset di luar sektor
keuangan. Sebagai contoh dari real asset investment, misalnya membeli ruko
untuk berdagang tekstil atau barang lainnya, membangun pabrik, membeli
apartemen kemudian disewakan, membeli lukisan untuk; dijual kembali dan masih
banyak lagi.
2. Financial Investment, yaitu menginvestasikan sejumlah dana
tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan
lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering
disebut dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang
No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi
dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di
Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua
perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu
perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun
peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek. Ciri-ciri
investasi di sektor keuangan yang membedakannya, dengan investasi di sektor
riil- adalah dalam melakukan investasi perantara mutlak diperlukan, kemudian
informasi hanya bisa didapat dari prospektus, laporan tahuhan atau proposal. Karena
maınajemen investasi menyajikan teori-teori
tentang Portofolio, maka konsentrasi kita akan kita curahkan pada investasi di
sektor keuangan ini.
Dasar Pengambilaan Keputusan Investasi
Untuk mencapai tujuan investasi, dibutuhkan suatu
proses dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan
ekspektasi return yang didapatkan dan juga risiko yang akan dihadapi. Pada
dasarnya terdapat beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara
lain:
a.
Menentukan kebijakan investasi
Pada tahapan
ini, investor menentukaan tujuan investasi dan kemampuan atau kekayaannya yang
dapat diinvestasikan, dikarenakan ada hubungan positif antara risiko dan
return, maka hal yang tepat bagi para investor untuk menyatakan tujuan
investasinya tidak hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tetapi juga memahami
bahwa ada kemungkinan risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan
investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
b.
Analisis sekuritas
Pada tahapan
ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap
sekuritas secara individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuan
melakukan penilaian tersebut adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah
harga (mispriced).
c.
Pembentukan portofolio
Pada tahapan
ketiga ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi aset khusus
mana yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada
tiap aset tersebut, masalah selektifitas, penentuan waktu, dan diversifikasi
perlu menjadi perhatian investor.
d.
Melakukan revisi portofolio
Pada tahapan
ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah sebelumnya.
Sejalan dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya yaitu
membentuk portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan
dengan preferensi investor tentang risiko dan return itu sendiri.
e.
Evaluasi kinerja portofolio
Pada tahapan
terakhir ini, investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara
periodik dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga risiko
yang dihadapi. Jadi, diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan juga
standar risiko yang relevan.
Adapun dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari:
a.
Return.
Alasan utama
orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen
investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang
sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang
telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya
pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi perlu dibedakan antara return yang diharapkan
(expected return) dan return yang
terjadi (realized return). Return
yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa
datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan return yang
telah diperoleh investor dimasa lalu.
Antara tingkat
return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari
investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang
diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi.
Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi
harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi.
b. Risk
Korelasi langsung antara pengembalian dengan
resiko, yaitu : semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi resiko. Oleh karena
itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang.
c. The Time Factor
Jangka waktu adalah hal penting dari definisi
investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka
menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya
merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari
investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa
memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan resiko.
Faktor-Faktor Penentu Investasi
Bagi seorang investor yang hendak melakukan
suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam
menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi,
setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1. Analisis kondisi makroekonomi
1. Analisis kondisi makroekonomi
Tahap pertama yang dilakukan oleh
seorang investor dalam berinvestasi adalah melakukan analisis terhadap
variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi
perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang
dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan,
kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara
lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.
2.
Analisis pada jenis industri
Pada tahap kedua, dilakukan
analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini, kita memilih jenis
industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor
mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam
indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks
yang bagus untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih. Pada tahap
analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada perusahaan, dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.
3.
Analisis fundamental suatu perusahaan
Dalam rasio-rasio keuangan,
terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :
a.
Rasio Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
b.
Rasio Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan aktifa yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktifa-aktifa suatu perusahaan.
c.
Rasio Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
d.
Rasio Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan.
e.
Rasio Pasar, menggambarkan
bagaimana pasar menghargai saham suatu perusahaan.
Proses investasi
Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang
menghasilkan di dalam pembelian aset nyata/surat berharga. Proses investasi
berkisar tentang keputusan-keputusan investasi yang berhubungan untuk
memaksimumkan kekayaan investor.
Langkah-langkah dalam proses
investasi :
a. Pengetahuan tentang pengembalian
dan resiko investasi.
b. Mengetahui sikap investor
terhadap resiko. Setiap investor harus mau menerima resiko investasi yang
terkadang di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi
kombinasi pengembalian dan resiko yang dapat diterima. Dengan kata lain,
sebelum menerima resiko investasi, investor harus berada pada posisi finansial
yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk
proses pembuatan keputusan.
c. Pengetahuan dari setiap tipe
surat berharga/aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang
diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe aset/surat berharga
tersebut.
d. Memilih beberapa surat
berharga/aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan resiko yang dapat
diterima berdasarkan kebutuhan -kebutuhan dari investor tertentu.
Menurut Sharpe (2005 :10) proses investasi menunjukkan bagaimana
seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi sekuritas yang bisa
dipasarkan, seberapa ekstensif dan kapan sebaiknya dilakukan. Untuk mengambil
keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan Kebijakan Investasi
Langkah
pertama, menentukan kebijakan investasi, meliputi penentuan tujuan investor dan
dan banyaknya kekayaan yang dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan
positif antara risiko dan return untuk strategi investasi, bukan suatu hal yang
tepat bagi seorang investor untuk berkata bahwa tujuannya adalah “memperoleh
banyak keuntungan”. Yang tepat bagi seorang investor dalam kondisi seperti ini
adalah menyatakan tujuannya untuk memperoleh banyak keuntungan dengan memahami
bahwa ada kemungkinan terjadinya kerugian. Tujuan investasi seharusnya
dinyatakan dalam risiko maupun return.
Langkah
dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi potensi katagori aset
keuangan yang akan dimasukkan ke portofolio. Identiifkasi ini didasarkan pada
beberapa hal: tujuan investasi,jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan, dan
status pajak dari investor. Contohnya, dapat dilihat kemudian, biasanya tidak
masuk akal bagi investor individu untuk membeli saham utama atau bagi investor
yang tidak kena pajak (seperti dana pensiun) untuk berinvestasi pada sekuritas
yang tidak kena pajak (seprti municipal bonds). Kebijakan investasi marupakan
titik pijakan bagi proses investasi. Akan tetapi, kebijakan tersebut merupakan
langkah yang menerima perhatian paling sedikit dari pada investor. Bagian Isu
kel embagaan yang berjudul “Kebijakan Investasi” menggambarkan lebih rinci
unsure-unsur dasar kebijakan investasi.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan analisis
sekuritas, yang meliputi penelitian terhadap sekuritas secara individual (atau
beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam katagori luas aset keuangan
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Salah satu tujuan melakukan penilaian
tersebut adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced). Ada banyak
pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat
dikatagorikan ke dalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama adalah analisis
teknikal, analisis yang memakai pendekatan ini untuk analisis sekuritas disebut
analisis teknis atau analisis teknikal. Klasifikasi kedua disebut analisis
fundamental; mereka yang memakai pendekatan ini disebut fundamentalis atau ahli
analisis fundamental. Dalam membahas kedua pendekatan analisis sekuritas
tersebut, pertama-tama akan difokuskan pada saham biasa dam kemudian aset
keuangan lain.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi
studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa depan
untuk saham perusahaan tertentu. Mula-mula, harga - harga masa lalu dianalisis
untuk menentukan tren atau pola gerakan harga. Lalu harga saham sekarang
dianalisis untuk mengidentifikasi tren/pola yang muncul yang mirip dengan pola
masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa lalu diharapkan akan terulang
kembali. Jadi dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analisis itu berharap
dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham
tersebut.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis fundamental dimulai
denagn menaksir bahwa nilai “sebenarnya “ (atau “intrinsik”) aset keuangan itu
sama dengan nilai sekarang (present value) dari semua aliran tunai yang
diharapkan diterima oleh pemilik aset itu.Sesuai dengan hal tersebut, analis
saham fundamental berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan
kemudian mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present value) denagn
menggunakan tingkat diskonto yang tepat.
Lebih spesifik lagi, analis tidak hanya harus memperkirakan
tingkat diskonto saja tetapi juga aliran dividen dari suatu saham pada masa
depan, yang sama artinya dengan meramalkan pendapatan per lembar saham dan
pembayaran dan dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi, tingkat diskonto
harus diestimasi. Setelah nilai sesungguhnya (tue value) dari saham biasa suatu
perusahan ditentukan, nilai tersebut di bandingkan dengan harga pasar dari
saham tersebut dengan tujuan untuk melihat apakah saham dihargai dengan tepat.
Saham yamg memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebaut
uvervalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih rendah dari harga
pasar disebut undervalued atau underpriced.
Besarnya perbedaan antara tru value dengan harga pasar juga
merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analisis
bahwa harga saham tertentu tidak dapat sebagian tergantung dari besaran
tersebut. Analisis fundamental percaya bahwa kasus kesalahan dalam penentuan
harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa depan, artinya harga saham yang
undervalue akan mengalami kenaikan nilai (appreciation) yang luar biasa
sedangkan harga saham yang overvalue akan mengalami penurunan nilai
(depreciation) yang luar biasa.
3. Membentuk Portofolio
Langkah
ketiga dalam proses investasi, pembentukkan (penyusunan) portofolio, melibatkan
identifikasi aset – aset khusus mana yang akan dijadikan investasi, juga
menentukan besarnya bagian kekayaan investor yang akan diinvestasikan ke tiap
aset tersebut. Di sini masalah selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi
perlu menjadi perhatian bagi investor. Selektifitas, juga disebut
microforecasting, merujuk pada analisis sekuritas dan menfokuskan pada
peramalan pergerakan harga tiap – tiap sekuritas. Penentuan waktu (timing),
yang juga disebut macroforecasting, meliputi peramalan pergerakan harga saham
biasa secara umum relative terhadap sekuritas dengan bunga tetap, misalnya
obligasi korporasi (PT Tbk.) dan Treasury bills. Diversifikasi meliputi
pembentukan portofolio investor sedemikian rupa sehingga meminimalkan risiko,
dengan memperhatikan batasan – batasan tertentu.
4.
Merevisi Portofolio. Langkah
keempat dalam proses investasi, revisi portofolio, berkenaan dengan pengulangan
periodic dari tiga langkah sebelumnya. Yaitu, dari waktu ke waktu, investor
mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya berarti portofolio
yang dipegangnya tida lagi optimal. Oleh karena itu, investor membentuk
portofolio barudengan menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli
portofolio lain yang belum dimiliki.
5.
Motivasi lain dari langkah ini
adalah dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan sekuritas, sehingga
sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menajdi menarik dan bisa juga
kebalikannya. Jadi investor ingin menambah sekuritas yang menarik ke
portofolionya dan menjual sekuritas yang tidak lagi menarik. Keputusan semacam
ini tergantung antara lain pada besarnya biaya transaksi untuk melakukan
perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan pendapatan investasi
portofolio yang baru.
6.
Mengevaluasi Kinerja Portofolio . Langkah
kelima dalam proses investasi, evaluasi kinerja portofolio, meliputi penentuan
kinerja portofolio secara periodic, tidak hanya berdasarkan return yang
dihasilkan tetapi juga risiko yang dihadapi investor. Jadi diperlukan ukuran
yang tepat tentang return dan risiko dan juga standar (benchmark) yang relevan
Metode-Metode Pemilihan Investasi
Dalam perjalanan investasi, nilai suatu asset bisa
berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan kondisi pasar. Selain itu, sebagai
bagian dari proses investasi, investor perlu memantau dan mengevaluasi kinerja
investasi portofolionya untuk melihat sejauh mana strategi yang dipilihnya
bekerja demi tercapainya tujuan investasi
Tiga alasan utama mengapa kita perlu mengukur kinerja
investasi:
·
Kinerja investasi merupakan tujuan dari proses
investasi.
Dengan mengukur kinerja investasi, maka investor dapat
mengukur seberapa besar pencapaian tujuan investasinya.
·
Sebagai feedback atas pencapaian tujuan investasi.
Pengukuran kinerja memungkinkan investor melakukan
evaluasi, di mana hasil evaluasi tersebut dapat menjadi umpan balik (feedback)
atas pencapaian tujuan investasi. Dengan berbekal umpan balik ini maka investor
dapat menentukan apakah strategi yang dipilihnya sudah tepat, ataukah ia masih
perlu melakukan langkah-langkah penyesuaian guna mencapai tujuan investasinya.
·
Menghindari penyimpangan dari tujuan investasi.
Evaluasi kinerja investasi secara berkala dapat membantu
menghindari kekeliruan yang berakibat penyimpangan hasil investasi dari tujuan
investasi. Jika memang terjadi kekeliruan maka investor dapat segera meluruskannya
dengan mengubah strategi investasi atau menyempurnakan proses investasinya.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh
investor dalam perhitungan kinerja investasi:
- Jenis portofolio investasi
- Pedoman dan batasan investasi
- Tolok ukur (benchmark)
- Jangka waktu dan interval pengukuran
- Arus dana masuk/keluar (cash inflow/outflow) selama periode pengukuran
- Faktor-faktor eksternal, misalnya perpajakan, kurs mata uang asing,
regulasi pemerintah, dan seterusnya
Pemilihan tolok ukur penting karena investor perlu
membandingkan kinerja portofolionya dengan kinerja tolok ukur. Tolok ukur yang
dipilih sebaiknya disesuaikan dengan asset class portofolio sehingga
perbandingannya pun menjadi setara (apple-to-apple comparison). Sebagai
contoh, portofolio saham dengan batasan investasi 80-100% di saham dan 0-20% di
instrumen pasar uang biasanya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
sebagai tolok ukurnya. Portofolio obligasi dengan batasan investasi 80-100% di
obligasi pemerintah dan 0-20% di instrumen pasar uang biasanya menggunakan HSBC
Bond Index sebagai tolok ukurnya, sedangkan untuk portofolio pasar uang bisa
digunakan rata-rata bunga deposito atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai
tolok ukur. Untuk portofolio campuran, tolok ukurnya bisa berupa komposit dari
beberapa indeks atau variabel. Misalnya untuk portofolio campuran dengan
batasan investasi 0-20% di instrumen pasar uang, 40-60% di obligasi pemerintah
dan 40-60% di saham bisa digunakan tolok ukur berupa komposit 50% IHSG + 50%
HSBC Bond Index.
Referensi
http://www.portalreksadana.com/node/429
0 komentar:
Posting Komentar