Sabtu, 11 Februari 2012

Struktur Dunia Investasi

Secara sederhana, investasi dilihat dari wilayah atau obyek investasinya dibagi menjadi dua yaitu sektor riil dan sektor finansial. Kedua sektor ini telah lama digeluti meski tentu saja sektor riil pada awalnya merupakan cikal bakal dari dunia investasi. Nah bagaimana bagan investasi yang terjadi secara keseluruhan? (lihat Gambar).
Pada era tahun 70 hingga akhir 90 an, mereka yang awam lebih terbiasa dengan investasi sektor riil seperti sektor properti dan perkebunan. Namun setelah masa krisis moneter menimpa negara kita, para investor mulai mencari jenis investasi dengan return yang besar dalam tempo yang singkat dan disinilah trend investasi sektor finansial mulai booming. Investasi sektor riil (properti misalnya) umumnya membutuhkan modal yang besar dan memakan waktu yang relatif lama untuk berkembang karena besarnya modal maka likuiditasnya tidak secepat sektor finansial.
Ambillah contoh bila kita membeli sebuah rumah untuk investasi. Kelebihannya nilainya biasanya tidak pernah menurun dan selalu meningkat. Namun dilain sisi, setelah beberapa tahun, Anda hendak mencairkan investasi Anda, maka Anda harus mencari seseorang yang memiliki dana yang cukup untuk membeli rumah Anda yang nilainya mungkin sudah naik puluhan hingga ratusan persen. Mencari pembeli yang seperti ini tidaklah mudah, disinilah masalah likuiditas terjadi.
Lain halnya dengan sektor finansial. Investasi pada sektor ini memiliki kecenderungan lebih likuid dan return yang relatif lebih besar, sebanding dengan resikonya. Kelebihan lainnya adalah banyaknya produk investasi yang ditawarkan pada sektor ini. Lalu dimana posisi para Traders? Dia ada di dalam golongan Pasar Uang & Bursa Komoditi Berjangka. Para traders merupakan type investasi pada sektor finansial yang tergolong paling high risk-high return investment. Artinya, peluang untuk memperoleh keuntungan sangat besar bahkan dapat mencapai ratusan persen perbulan namun diimbangi dengan kemungkinan kerugian yang besar apabila tidak dikelola dengan baik.
Perlu dipahami konsep high risk-high return disini. Pada dasarnya, semua jenis investasi memiliki kemungkinan merugi. Besarnya potensi kerugian akan sebanding dengan besarnya potensi keuntungan yang dapat kita peroleh disini. Semakin besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh disini, maka semakin besar juga potensi kerugian yang dapat timbul dan sebaliknya.
Jika Anda tergolong sebagai safe investor yang tidak menyukai resiko atau ‘guncangan-guncangan’ dalam portfolio investasi Anda, maka nampaknya jenis trading style bukan jenis investasi yang cocok bagi Anda. Hal ini disebabkan karena trading style merupakan investasi yang memiliki pergerakan sangat cepat dalam likuiditas maupun dalam pergerakan harga.
Secara logika, trading dapat saja membawa Anda memperoleh keuntungan sebesar puluhan sampai ratusan persen dalam satu periode namun juga dapat membawa Anda kehilangan jumlah yang sama. Jika Anda seorang risk taker, maka trading adalah jenis investasi yang cocok dengan Anda, dalam arti untuk memperoleh keuntungan besar, maka ia pun siap menanggung potensi kerugian yang sama besarnya.

Lalu adakah cara meminimalisasi potensi kerugian yang ada?. Tentu saja ada! Risk management dan kemampuan analisa Anda adalah kuncinya disini. Semakin baik Anda dalam menjalankan risk management dan menganalisa pergerakan harga pasar, maka semakin kecil potensi loss yang dapat terjadi. Semuanya berbanding lurus.

Sumber : www.investorsaham.com

1 komentar:

  • Perguruan Swasta Indonesia says:
    7 Desember 2016 pukul 19.01

    keren banget
    http://student.blog.dinus.ac.id/pujiamimutiara/2016/07/24/mengenal-sistem-produksi-toyota/

Posting Komentar

Currency Converter